R merupakan bahasa pemrograman untuk analisis statistik yang paling banyak digunakan, karena dengan menggunakan R memungkinkan kamu untuk melakukan import data dari berbagai sumber database dan format yang berbeda. R juga memiliki 7000+ packages yang gratis untuk digunakan. Packages ini memungkinkan kamu untuk melakukan:

  • Analisa statistik kompleks
  • Econometrics
  • Optimisasi
  • Pembuatan model machine learning
  • Dan pembuatan teknik simulasi

Sumber: algorit.ma


Kali ini kita akan membuat function menggunakan bahasa pemrograman R. Di sini saya menggunakan RStudio sebagai IDE untuk menulis code dan menjalankan (run) code tersebut.

Sama seperti bahasa pemrograman lain yang bersifat OOP, R juga memiliki struktur yang sama untuk membuat sebuah function. Di dalam function terdapat object sebagai penyimpan function dan parameter untuk menyimpan value yang akan diolah.

Let’s take a look in more simple way!

Misalkan kita punya sebuah formula seperti berikut:

a + (b^2) / 72

Formula itu merupakan formula sederhana, namun di sini kita tidak akan menggunakan formula tersebut hanya sekali melainkan berkali-kali. Tentu saja akan sangat melelahkan kalau kita perlu terus menerus menuliskan formula tersebut, kan? Maka dari itu kita akan memasukkan formula itu ke dalam function sehingga nantinya kita tidak perlu menulis formula tersebut berulang-ulang melainkan hanya perlu memanggil function-nya saja.

Di dalam formula itu ada dua variable, a dan b. Variable ini akan diisi dengan angka yang tidak tentu, bisa 10, 9, 5, 100, dll. Maka dari itu kita akan membuat variable tersebut sebagai parameter di dalam function kita. Function dibuat menggunakan sintaks function seperti berikut:

functionSaya <- function(a, b) {
    }

Sampai sini kamu sudah berhasil membuat sebuah function, tapi tidak ada proses di dalam function tersebut karena di dalam tanda kurung kurawal tidak diisi dengan apa-apa. Kita akan memasukkan formula awal kita ke dalam situ.

functionSaya <- function(a, b) {
		a + (b^2) / 72
    }

Sekarang function kamu sudah jadi.

Tapi, tunggu. Ini belum selesai. Apa yang kurang? 🤔

Setiap function itu punya value hasil yang akan dikembalikan (return) ataupun dicetak (print). Dalam hal ini value hasil adalah hasil dari operasi formula ini: a + (b^2) / 72. Misalnya saja kita masukkan a = 1, dan b = 1 maka hasil operasi tersebut menghasilkan 1.013889. Value hasil inilah yang harus kita munculkan dari dalam function tersebut. Caranya menggunakan return ataupun print, seperti berikut:

functionSaya <- function(a, b) {
  return(a + (b^2) / 72)
}

Sekarang hasil dari operasi kita sudah bisa dimunculkan, maka function kita sudah benar-benar jadi.

Apa bedanya return dan print dalam function? Return mengembalikkan value hasil dari operasi sedangkan print dipakai untuk mencetak hasil. Value hasil yang dikembalikan menggunakan return bisa kita pakai lagi ke dalam operasi di luar function. Sedangkan kalau print hanya mencetak saja, tapi kita tidak bisa menggunakan value hasil itu ke operasi di luar function. *penjelesan ribet amat

Di dalam function kita bisa membuat condition ataupun loop. Bahkan kita bisa memanggil function di dalam function. Intinya, function itu cara mudah supaya kita bisa menggunakan sebuah formula/script/algoritma berkali-kali tanpa harus menulisnya setiap kali kita mau pake. Tinggal panggil saja function-nya, lalu masukkan parameter maka function akan mengembalikkan hasil dari operasi.

Cara memanggil function:

functionSaya(2,3)

functionSaya itu object, sedangkan (2,3) itu parameter


Salah satu contoh function untuk menghitung body mass index menggunakan condition:

  bmi <- function(berat,tinggi) {
  tinggiBaru <- tinggi/100
  hasilBMI <- berat/(tinggiBaru^2)
  if (hasilBMI < 18.5) {
    return(hasilBMI)
    return("Underweight")
   } else if (hasilBMI >= 18.5 && hasilBMI <= 24.9) {
    print(hasilBMI)
    print("Normal Weight")
   } else if (hasilBMI >= 25 && hasilBMI <= 29.9) {
    print(hasilBMI)
    print("Overweight")
   } else if (hasilBMI >= 30 && hasilBMI <= 34.9) {
     print(hasilBMI)
     print("Obesity class I")
   } else if (hasilBMI >= 35 && hasilBMI <= 39.9) {
     print(hasilBMI)
     print("Obesity class II")
   } else {
     print(hasilBMI)
     print("Obesity class III") 
   }
}